top of page

Film-Film Karya Anak Bangsa yang Mendunia

  • demenonton
  • Sep 23, 2015
  • 4 min read

Hai guys! Welcome to demeNonton. This is our first post, YEAYY! Disini kalian akan menemukan banyak informasi tentang film. Nah, kali ini, mimin bakal ngasih informasi tentang film-film karya anak bangsa yang mendapat penghargaan dan terkenal di dunia. So, let’s find out!

  1. Pasir Berbisik (2001)

Pasir Berbisik merupakan sebuah film karya sutradara Nan Achnas yang banyak memperlihatkan keindahan Gunung Bromo. Film yang dibintangi oleh aktris senior Christine Hakim dan Dian Sastro Wardoyo ini tercatat berhasil meraih sejumlah penghargaan internasional, yaitu Best Cinematography Award, Best Sound Award, dan Jury’s Special Award for Most Promising Director dalam Asia-Pacific Film Festival (2001), Best Actress untuk Christine Hakim dalam Festival Film Asiatique Deauville (2002), serta Best Actress untuk Dian Sastro Wardoyo dalam The 15th Singapore International Film Festival. Aktris dan aktor senior lainnya yang turut berperan dalam film ini antara lain Didi Petet, Dik Doank, Slamet Raharjo, Mang Udel, dan Dessy Fitri.

Pasir Berbisik bercerita mengenai kehidupan seorang anak gadis bernama Daya (Dian Sastro) bersama ibunya, Berlian (Christine Hakim), yang hidup di daerah pesisir dengan keadaan ekonomi yang sulit. Daya telah ditinggal oleh ayahnya sejak ia kecil dan sangat merindukan kehadiran seorang ayah dan teman bermain, namun hidupnya terkungkung di desanya sehingga ia kerap mendengarkan suara pasir yang “berbisik” kepadanya. Alur film dan cerita yang tidak lazim ini membuat Pasir Berbisik menjadi salah satu film kebanggaan Indonesia yang berhasil mengukir prestasi di kancah dunia.

2. Denias, Senandung Di Atas Awan (2008)

Denias merupakan film yang diadaptasi dari kisah nyata seorang anak dari Papua bernama Janias. Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Denias yang merupakan tokoh utama dalam film ini menunjukkan usaha dan komitmen yang sangat tinggi dalam menggapai pendidikan, sesuatu yang tidak dianggap penting, bahkan ditentang oleh beberapa orang di tempat asalnya. Film ini membuat kita semakin menyadari pentingnya pendidikan dan semakin mensyukuri berbagai kesempatan dan kemudahan yang kita miliki dalam mengakses pendidikan. Keseluruhan pembuatan film ini berlokasi di pulau Cendrawasih dengan melibatkan berbagai aktor senior Indonesia dan penduduk lokal.

Film yang disutradari oleh John de Rantau dan diproduksi pada tahun 2006 ini, dibintangi oleh Albert Thom Joshua Fakdawer, Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen dan Marcella Zalianty. Denias, Senandung di Atas Awan berhasil masuk seleksi panitia Piala Oscar tahun 2008.

3. Laskar Pelangi (2008)

Siapa yang belum pernah mendengar Laskar Pelangi? Film yang diadaptasi dari novel laris karya Andrea Hirata ini bercerita mengenai masa kecilnya sebagai anak yang dibesarkan di sebuah desa di Belitong. Kehidupan yang sederhana bersama teman-temannya, serta banyaknya pelajaran hidup yang didapat dari orang tua dan guru di sekolahnya juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita yang terbiasa dengan pendidikan super mewah dan fasilitas lengkap di perkotaan.

Tidak hanya di Indonesia, Laskar Pelangi juga mendapat respon positif di dunia internasional. Film ini menjadi salah satu film yang diputar dalam Fukuoka International Film Festival 2009 di Jepang. Film ini kemudian diputar kembali di banyak negara di dunia, seperti Spanyol, Italia, Namibia, Hongkong, Singapura, Jerman, Amerika, Australia, serta Portugal. Beberapa penghargaan internasional yang berhasil diraih antara lain The Golden Butterfly Award untuk kategori Film Terbaik dalam ajang International Festival of Film for Children and Young Adults di Hamedan, Iran, nominasi Film Terbaik di Berlin International Film Festival tahun 2009, serta Editor Terbaik Asian Film Festival 2009 di Hongkong. Film garapan sutradara ternama, Riri Riza, tersebut juga pernah diputar dalam ajang Barcelona Asian Film Festival 2009 di Spanyol, Singapore International Film Festival 2009, The 11th Udine Far East Film Festival 2009 di Italia, dan Los Angeles Asia-Pacific Film Festival 2009 di Amerika Serikat.

4. The Raid : Redemption

Sebagai film Indonesia pertama yang masuk box office Amerika Serikat dan pernah tercatat dalam 15 judul film yang paling banyak ditonton disana, The Raid layak dikatakan sebagai salah satu karya anak bangsa di bidang perfilman yang membanggakan. Film yang diputar di 875 bioskop di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya ini menonjolkan beladiri asli Indonesia, yaitu Pencak Silat. Film ini diproduseri oleh Ario Sagantoro dan disutradari oleh Evan H Garet, serta dibintangi oleh Iko Uwais, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy, Joe Taslim, Dony Alamsyah, Pierre Gruno, dan Tegar Satrya.

Kualitas film ini teruji bukan hanya dari jumlah peminatnya yang banyak dan tersebar di berbagai negara di dunia, namun juga dari 3 penghargaan bergengsi dunia yang berhasil diraih, yaitu Cadillacs People’s Choice Award, Toronto International Film Festival 2011, dan The Best Film sekaligus Audience Award dalam Jameson Dublin International Film Festival. Selain itu, The Raid juga diikutkan dalam Sundance Film Festival 2012 dan menjadi film favorit versi juri.

5. Modus Anomali (2012)

Modus Anomali mendobrak tradisi perfilman Indonesia yang pernah ada. Film karya Joko Anwar ini bergenre thriller sehingga membuat banyak penontonnya merasakan ketegangan yang luar biasa selama menontonnya yang tidak didapat di kebanyakan film Indonesia lainnya. Film yang dibintangi oleh Rio Dewanto ini menceritakan mengenai perjuangan seorang laki-laki untuk menyelamatkan keluarganya yang diancam untuk dibunuh tanpa ia ketahui sebabnya.

Modus Anomali mulai mendapat sorotan luas setelah world premiere film ini diselenggarakan, di salah satu ajang festival film terbesar di Amerika Serikat, yaitu South by Southwest Film yang diproduksi oleh Lifelike Pictures, di Austin, Texas pada tanggal 9-17 Maret 2012 lalu. Film yang diproduseri oleh Sheila Timothy dan disutradari oleh Joko Anwar ini banyak mendapat tanggapan positif di berbagai ajang apresiasi film internasional. Film ini juga terpilih untuk ditayangkan dalam “Midnighters”, yaitu sebuah acara yang khusus diadakan untuk menayangkan film-film terpilih bergenre fantastik dan diadakan pada tengah malam. Film ini berhasil meraih sejumlah penghargaan baik nasional maupun internasional, salah satunya Bucheon Award, Korea Selatan. Sejak awal pembuatannya, Modus Anomali memang dicanangkan untuk pasar luar negeri, sehingga keseluruhan film menggunakan Bahasa Inggris.

Nah guys, itulah beberapa judul film Indonesia yang sukses menorehkan tinta emas di belantika perfilman internasional. Kolaborasi antara warga negara asing dengan insan hiburan dalam negeri, sepatutnya dapat kita jadikan cerminan bahwa sesungguhnya kita memiliki kemampuan yang tidak kalah hebatnya dengan mereka. So, never underestimate your strength and never overestimate your weakness, ya :))

 
 
 

Commentaires


Follow Us
  • Twitter Basic Black
  • Facebook Basic Black
  • Google+ Basic Black
Recent Posts

© 2015 by demeNonton. Proudly created with Wix.com

bottom of page