Film-Film yang Terinspirasi dari Kisah Nyata
- demenonton
- Sep 30, 2015
- 5 min read

Holla genks… kali ini mimin akan ngasih tau kalian tentang film-film yang terinspirasi dari kisah nyata. Udah jadi rahasia umum kan, kalo film-film yang diangkat dari kisah nyata memang selalu bikin penasaran. Berikut akan mimin kasih tau 5 film yang recommended banget buat ditonton. So, here they are :)
1. Pearl Harbor (2001)

Pearl harbor adalah film drama perang yang dibuat berdasarkan kejadian nyata penyerangan Pearl Harbor oleh pasukan Jepang. Sebenarnya ada dua kejadian bersejarah yang diceritakan dalam film ini, kejadian pertama adalah penyerangan pasukan Jepang ke Pearl Harbor dan kejadian kedua adalah sebuah kejadian bersejarah yang dikenal dengan nama Doolittle Raid atau Tokyo Raid yang terjadi pada tanggal 18 April 1942 yang merupakan serangan balasan dari peristiwa Pearl Harbor. Film ini ditayangkan pada tahun 2001 dan disutradarai oleh Michael Bay.

Film Pearl Harbor ini menceritakan tentang Rafe (Ben Affleck) dan Danny (Josh Hartnett). Mereka adalah dua anak kecil yang tumbuh di pedesaan Tennesse yang memiliki cita-cita menjadi pilot. Mereka merupakan sahabat yang sangat dekat. 18 Tahun kemudian, Rafe sudah menjadi pilot Korps Udara AS AD yang berpangkat Kapten. Sampai akhirnya Rafe yang sangat ingin bertempur di udara mencalonkan diri menjadi sukarelawan pada Skuadron Rajawali Inggris. Rafe pergi ke Eropa meninggalkan pacarnya Evelyn Johnson (Kate Beckinsale) dan sahabat dari kecil yang pilot juga, Danny. Namun sayang, berita yang terdengar pesawat Rafe ditembak jatuh oleh musuh dan dianggap Rafe sudah tewas.
2. Gie (2005)
Gie adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza. Gie mengisahkan seorang tokoh bernama Soe Hok Gie, mahasiswa Universitas Indonesia yang lebih dikenal sebagai demonstran dan pecinta alam.

Film ini diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya Gie sendiri, namun ditambahkan beberapa tokoh fiktif agar ceritanya lebih dramatis. Pada Festival Film Indonesia 2005, Gie memenangkan tiga penghargaan, masing-masing dalam kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik (Nicholas Saputra), dan Penata Sinematografi Terbaik (Yudi Datau).

Diangkat dari kisah kehidupan Soe Hok Gie (Jonathan Mulia, Nicholas Saputra), aktivis dan penulis di tahun 60an. Kisah seorang yang selalu berada di luar (atau melawan) arus zaman. Gie dikenal sebagai orang lurus, jujur dan tidak kenal kompromi. Kejujurannya ini seringkali tidak bisa diterima oleh orang sekitarnya. Cintanya pada Indonesia dan dunia mahasiswa membuatnya selalu angkat bicara ketika ada yang dianggapnya akan merusak dua hal itu. Ia sangat kecewa ketika melihat perjuangannya melawan tirani dan rezim yang berkuasa saat itu, ternyata justru melahirkan rezim baru dan menyebabkan pembantaian jutaan orang yang dituduh komunis, termasuk sahabat masa kecilnya, Tjin Han (Christian Audi, Thomas Y Nawilis). Waktu berlalu. Orang-orang di sekitarnya mulai menyesuaikan diri dengan rezim baru, bahkan melakukan korupsi. Dia menolak untuk diam, meski dia bisa "masuk" ke lingkaran kekuasaan dan militer. Idealismenya ini membuat teman-temannya meninggalkannya, perempuan yang dicintainya, menolaknya. Hanya alam yang jadi tempat dimana ia bisa merasa diterima dan dicintai apa adanya. Mungkin film pertama Indonesia yang mengisahkan tokoh nyata yang tidak jatuh menjadi sekadar puja-puji, tapi berusaha menghadirkan sang tokoh dari segala sisinya. Kisah tokoh ini, meski yang tampak tokoh yang tersisihkan zaman, rasanya masih bicara pada zaman saat tokoh-tokoh terhormat dari Komisi Pemilihan Umum diperiksa karena korupsi, dan semangat materialisme sangat merasuki kehidupan masyarakat. Fotografi film ini juga unik, karena mencoba "menghidupkan" kembali warna film Indonesia tahun 1970an.
3. Hantu Jeruk Purut (2006)

Film ini merupakan salah satu film bertemakan horor Indonesia yang ditayangkan pada bulan November 2006 . Film tersebut menceritakan tentang teror yang dilakukan oleh makhluk halus berwujud hantu tanpa kepala yang diyakini sebagai seorang pastor dan kuntilanak yang semasa hidupnya menjadi pembantu sang pastor. Kedua hantu ini meneror dan mengakibatkan salah seorang penulis novel bertemakan Hantu Jeruk Purut meninggal dunia.
Film tersebut merupakan adopsi dari kisah nyata yang menurut warga sekitar bahwa ada sosok hantu kepala buntung yang sebelumnya adalah seorang pastor dan dipenggal pada tahun 1986 silam. Banyak orang yang mengaku pernah menjumpai sosok hantu dengan postur tinggi besar tersebut.

Film arahan Koya Pagayo (konon, ini nama samaran sutradara Nayato Fionuala) ini sejatinya versi lain dari asal muasal hantu di pekuburan itu. Setelah dikaget-kageti sang hantu, penonton diajak menyelami kisah seorang novelis muda, Anna yang tengah menyiapkan buku seputar mitos hantu Jeruk Purut. Buku belum rampung, Anna sudah diteror sosok hantu kepala buntung dari Jeruk Purut dan seorang hantu lainnya berwujud wanita. Kedua hantu ini tak berkenan pada tulisan Anna seputar asal muasal mereka.
Teror dari dua hantu itu membuat Anna kehilangan nyawanya. Sebelum mati Anna sempat berpesan pada Airin (Angie, bintang Virgin), gadis SMA pengagumnya, agar melanjutkan menulisnya. Namun, ada yang tak logis pada adegan ini. Sebelumnya, kita sudah diberi lihat Anna tertusuk pisau di lehernya, tapi ia masih sanggup menelepon dan menuturkan pesan terakhirnya. Namun, siapa yang butuh logika saat menonton film horor, begitu mungkin pikir pembuat filmnya. Yang penting, kekagetan setiap saat.
4. 127 Hours (2010)

Apa yang terjadi ketika seorang remaja berpetualang sendirian untuk lari dari berbagai masalahnya, dan ia terjebak untuk bertahan hidup selama 127 jam?
Perjuangan untuk melanjutkan hidup, dan pengalaman mengerikan yang membuat sang petualang menemukan arti hidupnya ini terjadi secara nyata pada Aron Ralston. Film yang penuh inspiratif ini diceritakan kembali oleh sutradara Danny Boyle dalam film “127 Hours”. Pemerannya aktor tampan James Franco. Walau dirilis pada tahun 2010, tapi film yang mendapat enam nominasi Academy Awards ini benar-benar menginspirasi banyak anak muda. Tidak hanya untuk lebih menghargai kehidupan dan keluarga, tapi juga untuk lebih optimis dan cerdas dalam bertahan hidup walaupun sudah berada di ujung kematian.

Cerita dimulai ketika Aron, remaja yang hobi mendaki dan melakukan hal gila pergi sendirian ke Blue John Canyon, di Utah. Ia pergi tanpa mengabarkan siapapun. Layaknya para pendaki yang berpengalaman, ia pergi dengan berbagai persiapan dan perlengkapan yang sangat lengkap, serta perhitungan matang akan segala jadwal kegiatan dalam perjalanannya.
Sampai akhirnya masalah pun tiba saat ia tergelincir ke tebing yang dalam dan tangannya terjepit oleh batu besar. Bagaimana cara ia bertahan? Kalian bisa saksikan sendiri keseruan film ini.
5. Everest (2015)

Film yang diangkat dari kisah nyata ini saat adanya kejadian meninggalnya para pendaki gunung sekitar tahun 1996 silam, di Gunung tertinggi di dunia Everest. Film Everest dipastikan tak akan kalah dengan beberapa film lain yang diangkat dari kisah nyata, pasalnya film ini menggambarkan bagaimana perjuangan hidup dan mati para pendaki yang ingin sampai di puncak Gunung Everest.
Pada Film Everest ini, akan ada banyak adegan yang semuanya diambil dari sebuah buku bertajuk “Into Thin Air: A Personal Account of the Mt. Everest Disaster”, hasil karya John Krakauer. Adapun yang menjadi Tokoh utama pada Film Everest ini adalah akan diperankan oleh Rob Hall (Jason Clarke), seorang pendaki yang berasal dari New Zealand yang juga menjadi memimpin dari tim ekspedisi Gunung Everest dengan beberapa temannya yang lain pada sebuah tim pendaki. Bukan hanya itu saja, pada film Everest ini ditampilkan juga para pendaki profesional, sebut saja Scott Fischer (Jake Gyllenhaal), Guy Cotter (Sam Worthington), Andy Harris (Martin Henderson), Yasuko Namba (Naoko Mori), Beck Weathers (Josh Brolin), Doug Hansen (John Hawkes), Anatoli Boukreev (Ingvar Eggert Sigurðsson), sampai sang penulis, Jon Krakauer (Michael Kelly).

Sang sutradara Film Everest, Baltasar Kormakur terlihat sangat mampu didalam memberikan gambaran terjadinya sebuah tragedi maut di Gunung Everest tersebut. Ia pun tak terlalu memaksa kepada para pemain supaya bisa melakukan akting yang terlalu emosional. Semenjak awal jalinan di film ini, ada ikatan erat antara Rob Hall bersama para pendaki yang lain, digambarkan dengan cara yang menggembirakan. Ambisi mereka dengan tujuan bisa mencapai pada puncak gunung tertinggi tersebut, tepat di tahun itu memang terlihat sangat besar, karena beberapa pendaki terkendala adanya permasalahan pada kesehatan atau mereka sudah dimakan usia.
Gimana genks film-film yang mimin review tadi? Seru banget kan? Buat kalian yang penasaran sama film-film tadi, silahkan cari dvd filmnya ya. Tapi inget, beli yang asli, bukan yang bajakan. See ya in the next posting… bye :D
댓글